Krematorium - Kalibaru


Salah satu tempat yang cukup dikenal oleh orang dari luar Kalibaru dan sering menjadi penanda wilayah adalah Krematorium Cilincing.

Dahulu tempat ini adalah rawa–rawa dan hutan. Kemudian dijadikan kuburan bagi orang–orang jaman dahulu, yaitu orang Belanda. Karena tempat itu dekat dengan pinggir laut jadi lama kelamaan tempat itu tergenang oleh air laut; dan lalu menjadi tempat rekreasi pantai Cilincing yang terkenal. Kemudian ada orang kaya yang merupakan pengusaha besar Cina membeli tanah ini, lalu dijadikan krematorium atau tempat pembakaran mayat. Tempat ini direnovasi pada tahun 1977, hingga kini masih digunakan sebagai tempat pembakaran mayat. Pembakaran Mayat ini digunakan bagi orang Kristen, Budha dan Katholik. Orang-orang di sini menyebut tempat pembakaran mayat dengan istilah PM.

Kenapa lokasinya di pinggir pantai atau laut?
Krematoruim itu dibangun di pingir laut, karena sengaja agar mudah untuk membuang abu dan tulang–tulang mayat yang hangus, maka dari itu orang Cina lebih memilih di pingir laut untuk lebih mudah melarungkan abu ke laut.
Apakah pemilik pura dengan Krematorium orangnya sama?
Menurut informasi yang kami dapat, beda pemilik, karena krematorium pemiliknya orang Cina, sedangkan pura itu punya orang Hindu, dan kemungkinan agak berbeda waktunya dalam membakar mayat.

Tahun berapa pura dibangun?
Pura itu sudah ada dan sudah dibangun kira–kira pada tahun 1997, hingga saat ini masih berdiri.

Dan informasi lanjut tentang krematorium saat ini, dimana–mana telah terdengar bahwa Krematorium ini tidak ada tindaklanjutnya, dan pada tahun ini kontraknya habis. Karena kontraknya telah hampir habis maka mereka membuka cabanng untuk pindah dan melanjutkan di Cakung, itu informasi terkini yang saya dapat dari nara sumber kami.
Nara sumber : Bapak Simuh
Pewawancara : Surya, Oboy, Nini, Komar dan Sukri

Hasil Pemetaan Tahun 2005 oleh Kelompok Anak Kalibaru

0 Komentar:

Posting Komentar